Skip to main content

Kinematika Gerak Melingkar Beraturan, Materi Fisika Kelas X

Kinematika Gerak Melingkar Beraturan - Berdasarkan lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu benda bergerak pada garis lurus, gerak parabola dan benda bergerak pada garis melingkar. 




Teman - teman Pintar Fisika, kali ini kita akan memulai materi baru yah. Sesaat lagi kita akan belajar tentang kinematika Gerak Melingkar Beraturan. Masih ingat sama materi sebelumnya ? Kalo lupa bisa baca lagi nih :

1. Gerak Jatuh Bebas
2. Gerak Vertikal ke Aatas

Coba teman - teman bayangkan. Sebuah kincir raksasa yang sedang bergerak, lintasanya berbentuk lingkaran karena benda ini bergerak melingkar. Silahkan nanti carilah benda yang lintasannya berbentuk lingkaran!

Sebuah benda bergerak pada garis lurus jika gaya total yang ada padanya bekerja pada arah gerak benda tersebut, atau sama dengan nol. Jika gaya total bekerja dengan membentuk suatu sudut terhadap arah gerak pada setiap saat, benda akan bergerak dalam lintasan yang membentuk kurva. Sebagai contoh gerak roda dan gerak bola di ujung tali yang diputar.

Pengertian Gerak Melingkar Beraturan 


Gerak Melingkar Beraturan
Gambar 1

Gerak Melingkar Beraturan adalah gerak yang lintasannya berbentuk lingkaran dengan laju konstan dan arah kecepatan tegak lurus terhadap arah percepatan. 

Arah kecepatan terus berubah sementara benda bergerak dalam lingkaran tersebut, tampak seperti pada Gambar 1

Oleh karena percepatan didefinisikan sebagai besar perubahan kecepatan, perubahan arah kecepatan menyebabkan percepatan sebagaimana juga perubahan besar kecepatan. Dengan demikian, benda yang mengelilingi sebuah lingkaran yang terus dipercepat, bahkan jika lajunya tetap konstan (v1=v2=v).

Besaran Dan Rumus Dalam Gerak Melingkar Beraturan


1. Periode dan Frekuensi


Sebuah partikel atau benda yang bergerak melingkar baik gerak melingkar beraturan ataupun yang tidak beraturan, geraknya akan selalu berulang pada suatu saat tertentu. Dengan memerhatikan sebuah titik pada lintasan geraknya, sebuah partikel yang telah melakukan satu putaran penuh akan kembali atau melewati posisi semula. 

Gerak melingkar sering dideskripsikan dalam frekuensi (ƒ), yaitu jumlah putaran per sekon. Sementara itu periode (T) adalah waktu yang diperlukan untuk menempuh satu putaran. Hubungan antara periode (T) dan frekuensi (ƒ) adalah:

Gerak Melingkar Beraturan

Sebagai contoh, jika sebuah benda berputar dengan frekuensi 3 putaran/sekon, maka untuk melakukan satu putaran penuh, benda itu memerlukan 1/3 sekon. Untuk benda yang berputar membentuk lingkaran dengan laju konstan v1, dapat kita tuliskan:

Gerak Melingkar Beraturan

Hal ini disebabkan dalam satu putaran benda tersebut menempuh satu keliling lingkaran (=2πR)

3. Posisi Sudut 



Gerak Melingkar Beraturan
Gambar 2

Coba perhatikan Gambar 2. Gambar tersebut mlukiskan sebuah titik P yang berputar terhadap sumbu yang tegak lurus terhadap bidang gambar melalui titik O. 

Titik P bergerak dari A ke B dalam selang waktu ( t ). Posisi titik P dapat dilihat dari besarnya sudut yang ditempuh, yaitu ϴ yang dibentuk oleh garis AB terhadap sumbu x yang melalui titik O. 

Posisi sudut ϴ diberi satuan radian(rad). Besar sudut satu putaran adalah 360°=2 ϴ radian. Jika ϴ adalah sudut pusat lingkaran yang panjang busurnya s dan jari-jarinya R, diperoleh hubungan:

Gerak Melingkar Beraturan

3. Kecepatan Sudut (Anguler)


Dalam gerak melingkar beraturan, kecepatan sudut atau kecepatan anguler untuk selang waktu yang sama selalu konstan. Kecepatan sudut didefinikan sebagai besar sudut yang ditempuh tiap satu satu satuan waktu. 

Untuk partikel yang melakukan gerak satu kali putaran, didapatkan sudut yang ditempuh ϴ=2π dan waktu tempuh tempuh t=T. Berarti kecepatan sudut (w) pada gerak melingkar beraturan dapat dirumuskan:

Gerak Melingkar Beraturan

Hubungan Besaran Sudut dan Besaran Tangensial

1. Posisi sudut ϴ dan Panjang Lintasan s


 Gerak Melingkar Beraturan
Gambar 3

Lihatlah pada Gambar 3 di atas. Gambar tersebut menunjukkan titik P bergerak melingkar dengan sumbu tetap ϴ dan jari-jari R.  Jika P bergerak dari A ke B dengan menempuh lintasan busur sejauh s, sedangkan posisi sudut yang terbentuk adalah ϴ, maka diperoleh hubungan:


2. Kecepatan sudut (W) dan Kecepatan Tangensial (Linear V)

Jika posisi sudut sangat kecil, yaitu Dϴ, karena selang waktu (Dt) yang digunakan sangat kecil, lintasan busurnya juga sangat kecil, yaitu Ds, sehingga persamaan di atas berubah menjadi: 


Kecepatan linier/tangensial (v) memiliki arah berupa arah garis singgung lingkaran pada titik-titik, salah satunya titik P. Sementara itu, kecepatan sudut w memiliki arah ke atas, tegak lurus bidang lingkar, tampak seperti pada Gambar 4 di bawah ini

Gambar 4

Temen - temen Pintar Fisika dimanapun berada. Masih ada materi dan soal pada BAB yang ke-3 ini. Namun sepertinya kita ahiri samapi sini dulu untuk materi Gerak Melingkar Beraturan sesi pertama. Semoga bermanfaat. Jangan lupa simak terus materi - materi Fisika di pintarfisika.id. Sampai jumpa di lanjutan matei ini. 

Mari kia lanjutkan materinya, tinggal sedikit. 

3. Percepatan Sentripetal (as)

Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan Percepatan Sentripetal ? Yaitu percepatan yang selalu mengarah ke pusat lingkaran. Percepatan sentripetal dirumuskan sebagai berikut :

kinematika gerak melingkar beraturan
Dimana, DV adalah perubahan kecepatan dalam selang waktu Dt yang pendek. Pada akhirnya, kita akan mempertimbangkan situasi dimana Dt mendekati nol, sehingga akan diperoleh percepatan sesaat. 

Kinematika Gerak Melingkar Beraturan


Pada gambar  (a) selama selang waktu Dt, partikel bergerak titik A ke titik B dengan menempuh jarak Dl menelusuri busur yang membuat sudut Dϴ. Perubahan vektor kecepatan adalah v2-v1 = DV, yang ditunjukkan pada Gambar (b)

Kinematika Gerak Melingkar Beraturan

Jika kita tentukan Dt sangat kecil ( mendekati nol ), maka Dl dan Dϴ juga sangat kecil dan  v2 hampir paralel dengan v1, dan DV akan tegak lurus terhadap keduanya. Dengan demikian DV menuju ke arah pusat lingkaran. Karena a, menurut definisi di atas mempunyai arah yang sama dengan DV, a juga menunjuk ke arah pusat lingkaran. 

Dengan demikian, percepatan ini disebut percepatan sentripetal (percepatan” yang mencari pusat”) atau percepatan radial (karena mempunyai arah sepanjang radius menuju pusat lingkaran), dan diberi notasi as.

Bagaimana cara menentukan percepatan sentripetal (as)? Karena CA tegak lurus terhadap v1, dan CB tegak lurus terhadap v2, berarti Dϴ yang didefinisikan sebagai sudut antara CA dan CB , juga merupakan sudut antara v2 dan v1 . 

Dengan demikian, vektor v2 , v1 dan DV, tampak seperti pada gambar 3.7 (b), membentuk segitiga yang sama secara geometris dengan segitiga ABC pada gambar 3.7 (a). Dengan mengambil Dϴ yang kecil ( dengan memakai Dt sangat kecil) dapat dituliskan :

Kinematika Gerak Melingkar Beraturan,

Kita telah menentukan v = v1 dan v2, karena besar kecepatan dianggap tidak berubah. Persamaan tersebut tepat jika Dt mendekati nol, karena dengan demikian panjang busur Dl sama dengan panjang tali busur AB. Untuk memperoleh percepatan sesaat, dimana Dt mendekati nol kita tuliskan persamaan diatas dalam bentuk:
Kinematika Gerak Melingkar Beraturan
Untuk mendapatkan percepatan sentripetal as, maka kita bagi DV dengan Dt:

Kinematika Gerak Melingkar Beraturan
dan karena Dl/Dt laju linier V  dari benda itu, maka:


Berdasarkan persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa percepatan sentripetal tergantung pada V dan R. Untuk laju V yang lebih besar, semakin cepat pula kecepatan berubah arah; dan semakin besar radius R, maka semakin lambat kecepatan berubah arah.

Vektor percepatan menuju ke arah pusat lingkaran, tetapi vektor kecepatan selalu menunjuk ke arah gerak yang tangensial terhadap lingkaran. 

Kinematika Gerak Melingkar Beraturan

Dengan demikian, vektor kecepatan dan percepatan tegak lurus satu sama lain pada setiap titik di jalurnya untuk gerak melingkar beraturan, seperti terlihat pada gamba diatas.

Comments

Popular posts from this blog

Hukum Newton Tentang Gerak, Materi Fisika Kelas X

Hukum Newton Tentang Gerak terbagi menjadi beberapa sub BAB yang akan kita pelajari. Diantaranya Hukum Nweton, I, II dan III. Berat, Gaya dan Grafitasi. Untuk itu, simak baik - baik yah. Pelajari dengan seksama dan pahami pembahasan demi pembahasan yang akan kita bicarakan di sini bersama pintarfisika.id. Pada pembahasan sebelumnya  kita telah membahas gerak benda yang dinyatakan dalam kecepatan dan percepatan. Ada yang masih ingat ? Baca lagi : Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Tidak Beraturan Sekarang yang menjadi pertanyaan, mengapa benda-benda dapat bergerak? Apa yang membuat benda yang pada mulanya  diam mulai bergerak? Apa yang mempercepat atau memperlambat benda? Apa yang terlibat ketika benda bergerak membentuk lingkaran? Kita dapat menjawab setiap pertanyaan tersebut dengan mengatakan bahwa untuk melakukan itu semua diperlukan sebuah gaya. Pada Hukum Newton Tentang Gerak, kalian akan menyelidiki hubungan antara gaya dan gerak. Sebelum kalian mempelajari tentang

Alat Ukur Besaran : Materi Fisika Kelas x Lengkap

Alat ukur besaran  - Kita telah belajar tentang besaran, satuan dan dimensi, Kali ini kita akan belajar mengenai alat ukur. Alat ukur adalah instrument yan digunakan untuk melakukan pengukuran. Pengukuran adalah tindakan untuk membandingkan sebuah benda dengan standar ukur. Untuk standar ukur satuan telah kita pelajari kemaren. Ada Kg untuk massa, ada meter (m) untuk panjang dan yang lainya. Jenis - Jenis Alat Ukur Besaran Harus diketahui, satuan untuk standar internasional adalah satu, namun alat yang kita gunakan untuk pengukuran ada bermacam - macam. Untuk melakukan pengukuran terhadap besaran panjang, ada beberapa jenis alat yang digunakan. Mari kita simak pembahasanya  Alat Ukur Besaran Panjang Terdapat beberapa jenis alat ukura yang digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap besaran panjang. Mengapa demikian ? Karena objek yang kita ukur juga ada berbagai jenis dan bentuk. Jadi alat ukur panjang ini disesuaikan dengan objek ukur untuk mendapatkan hasil yang maksi